Saturday 28 July 2012

Tas Baru: Dari Bodypack ke Eiger


Tas Baru: Dari Bodypack ke Eiger
Oleh UBAY KPI

Ada kesenangan pada hari ini. Terutama saat tadi malam usai membawa pulang sebuah tas dari pertokoan di Jalan Pangeran Natakusuma, Pontianak.
Yah, malam tadi saya membeli tas baru yang menurut saya lebih praktis. Praktis untuk aktifitasku sehari-hari. Juga, tas model tersebut memang telah lama saya incar dan sangat ingin memilikinya. Ini berawal dari kecemburuan pada salah satu kawan saya yang juga jurnalis. Sebut saja Arif, wartawan Radar Pontianak serta beberapa rekan photografernya. Dengan enteng ia menggunakan tas selempang bermerek.
Pikirku saat itu, ketika awal-awal saya membeli sebuah kamera DSLR merek Nikon D3100 sudah nyaman dengan tas mini yang didapat bersama dengan membeli kamera itu. Tapi setelah menggunakan, rasanya begitu agak repot. Karena kamera bersama tas berbentuk memanjang dengan sedikit lebih kecil di bagian bawahnya itu harus saya masukkan ke tas ransel yang biasa saya gunakan.
Perlu dua kali membuka ketika saat akan menggunakan kamera. Pertama membuka tas ransel, dan kedua membuka tas kamera. Maklum saja, saya tak bisa lepas dari tas ransel. Sebab ada beberapa barang yang harus saya ketika beraktifitas. Kertas kecil, pulpen. Laptop dengan cargernya. Serta jarang tertinggal juga, sebuah buku jurnalistik dalam tas ranselku.
Setelah hampir setahun dengan kebiasaan itu. Saya mengusahakan punya tas yang mirip dengan punya Arif. Dan baru terwujud tadi malam. Sebuah tas yang didesign khusus kamera serta beberapa tempat untuk benda-benda kecil bermerek Eiger. Pada awalnya saat saya melihat di toko kurang tertarik, karena tas selempang ini sangat sempit ruangnya. Di bagian atas agak terbuka dan biasa Arif menggunakannya sebagai tempat buku. Setelah saya cek tadi malam memang langsung kepikiran, di mana saya harus menempatkan notebookku. Sedangkan benda ini sangat dibutuhkan untuk menulis. Sebelum membeli, saya tes terlebih dahulu. Notebook dan kamera saya keluarkan dari tas ransel yang biasa saya gunakan. Dan ternyata ruang di paling atas sangat pas untuk notebook. Langsung mantap deh beli tas tersebut.
Pagi-pagi sebelum berangkat kerja dengan tas Eiger baru. Heheheheh
Bicara harga, saya bukan orang yang perhitungan. Intinya barang itu saya sukai, saya selalu mengusahakan. Toh saya yakin, lebih mahal barang tersebut, kualitasnya tentu lebih top mar kotop. Yah, begitulah gaya saya dan kebiasaan saya. Tak ada penyesalan setelahnya meski harus merogoh kocek agak dalam untuk barang yang disukai selama itu untuk kepentingan diri dan memberikan manfaat.
Mungkin untuk ukuran mahasiswa yang menggantungkan biayanya kepada orangtua serta keadaan orang tuanya menengah ke bawah, itu harga yang cukup tinggi. Yah, harga tas khusus kamera merek Eiger tersebut saya beli di toko Eiger Pontianak dengan harga Rp 410.000. Tapi kalau bagi mahasiswa yang sudah bekerja dan itu memang kebutuhan. Atau orang tuanya berpunya. Mungkin itu harga yang biasa. Tapi terlepas dari itu. Bagi saya adalah kepuasan pada diri sendiri.
Nah, setelah ini mungkin hari-hariku akan bersama tas Eiger ini. Sedangkan tas lama yang biasa saya gunakan sebelumnya lebih banyak saya tinggalkan. Bahkan, waktu tadi malam saya mau berangkat berencana membeli tas, tas lama bermerek Bodypack yang saya beli di Kota Madiun pada tahun 2010 lalu sudah ada yang pesan. Hah, perkiraan saya tak meleset. Pasti ada yang memakainya. Siapa lagi kalau bukan kakak saya, Nursiti Yinwana atau yang kawan-kawannya biasa panggil Nana’.
Tas merek Bodypack yang saya beli di Madiun dulu selanjutnya
dipakai Kak Nana'
Tas ransel itu cukup besar. Besar sekali bisa muat banyak barang. Waktu itu saya beli di Madiun karena bawaan saya cukup banyak. Memang sengaja membeli tas yang besar. Lagian pula waktu itu saya beli buku jurnalistik agak banyak dari Madiun, sehingga cukup berat. Tas Bodypack itu sampai saat ini masih bagus. Hanya sedikit kusam di bagian luar karena kerap dipakai. Di dalamnya hanya sobek sedikit di bagian tempat laptop. Pokok masih bagus sekali. Bahkan tas itu tak mudah masuk air saat hujan. Itu saya buktikan kerapkali saat saya pulang hujan-hujan. Tas itu dilengkapi dengan lapis anti air di beberapa sisinya.
Untuk anti tembus airnya ini, saya betul-betul menjaganya. Sebab ini salah satu kelebihan tas tersebut. Saya ikuti saran penjualnya dulu di Madiun. Untuk tidak mencuci tas tersebut dengan pembersih apapun. Sebab akan merusak lapisan anti tebus air tersebut. Selama kurang lebih dua tahun saya pakai. Tas itu hanya dicuci beberapa kali dengan hanya diusap menggunakan tangan di bagian luar.
Bodypack mulai hari ini dipakai kakak. Ingat kak, hanya hak pakai bukan memiliki. Hahahahaha.
Dan, tas kamera sebelumnya, tidak saya gunakan lagi. Sebab di tas baru sudah sangat praktis dengan kotak-kotak yang pas untuk badan kamera, lensa, dan benda kecil lainnya. Namanya juga  tas khusus kamera. Kkkkkkkkk.
Tas kamera Nikon yang tak pakai lagi. Dadadadadada
Oya, di dua sisi samping tas baru saya merek Eiger ada dua kocek yang berukuran agak kecil. Itu tidak saya gunakan karena cukup memperburuk pemandangan bagi saya.
Ini bagian yang saya lepas
Jadi, keduanya saya lepas. Sebab kedua kocek tersebut hanya dilekatkan dengan perekat seperti kayak di sandal gunung. Tahukan kayak apa sandal gunung? Hehehehe. Perekat yang dimaksud neh itu yang ketika dibuka bunyi kraaaakkkkk. Jkkkkkkkk.
Seperti ini yang saya maksud. Jkkkkkk
Oke deh, sekian dulu ceritaku pagi ini tentang tas baru. Sampai bertemu lagi dengan Catatan Anak Desa selanjutnya ya kawan-kawan blogger.


Di Ruang Tamu Pondok Kelahiran
Sabtu, 28 Juli 2012. Pukul 06.07

1 comment:

  1. keren bro tas nikonnya
    keliatan klasik

    ReplyDelete